“Hei
Kim! Berhenti melamun. Kamu sedang memikirkan apa?” tanya Youngmin kebingungan.
“Em.. tidak.. tidak.. bukan apa-apa. Sudah kau naik saja ke bioskop, aku tahu
kamu ingin menonton film itu, namun aku menghalangimu.” Jelas Kim panjang
lebar. ‘Tuhan, bagaimana ini? Aku sangat
gembira saat tahu ia ingin menemaniku, namun aku tahu pasti ia akan dimarahi
oleh Bora jika ini semua terjadi” katanya dalam hati. “Sudah, aku sedang tidak ingin menonton,
tetapi jika kau ingin aku pergi, ya aku pergi saja” kata Youngmin mulai kasar
dan langsung berjalan pergi. “Eh..eh.. Tunggu Youngmin! Aku.. aku ingin kau
menemaniku, namun nantinya kamu yang akan terkena omelan dari Bora. Tetapi jika
kau pergi, aku akan sendiri dan akan hilang. Aku bingung” kata Kim. Ia segera
menutup mulutnya setelah menyadari apa yang telah ia bicarakan. ‘Apa yang baru saja aku bicarakan.. Ya
Tuhan.. Bagaimana jika Youngmin menyadari bahwa aku menyukainya?’ katanya
dalam hati. “Bora tidak akan menyalahkanku. Ia akan menyalahkanmu. Lagipula, ia
menyukaiku, jadi tidak mungkin ia menyalahkanku begitu saja.” Jelas Youngmin. “Huh,
dasar anak manja. Mengapa kau sangat yakin bahwa Bora menyukaimu. Lagipula, ia
tidak tulus mencintaimu tidak seperti a-” bisiknya pelan. Ia berniat untuk memikirkan itu namun kata-kata itu keluar dengan sendirinya. “Hah? Apa katamu? Tentu aku sangat yakin bahwa ia menyukaiku,
namun cintanya berlebihan dan kurang normal. Memangnya siapa yang mencintaiku
dengan tulus? Sepertinya tidak ada. Semuanya hanya mengharapkan hartaku,
memperalatku supaya mereka mendapatkan apa yang mereka mau.” Kata Youngmin sambil
tersenyum sinis. “Ayo Youngmin. Kita pergi saja dari sini, sebelum kita dilihat
oleh seluruh pengunjung toko buku ini. Kau ini artis, kau tidak ingat?” Kata Kimei
sambil tersenyum. “Ayo..” lanjut Youngmin. Mereka pun keluar dari toko buku. “Kamu
mau kemana Kimei?” tanya Youngmin yang tiba-tiba lembut. “Aku tidak tahu. Aku ikut
kau saja.” Kata Kimei dengan senyum. “Aku baru ingat. Kau tidak pernah ke mall
sebesar ini kan? Maaf aku lupa” kata Youngmin dengan nada mengejek. “Jangan
pikir kalau aku ini adalah seorang pelayan keluarga mu kau bisa merendahkan ku
semena-menanya ya!” seru Kim tiba-tiba serius. ‘Ya ampun. Aku salah berbicara lagi.. Maafkan aku Kim.. Aku tidak
terbiasa berhubungan dengan orang yang berbeda sepertimu. Aku harap dia tidak
tersinggung. Tunggu, dia sudah tersinggung. Aku harus meminta maaf’ pikir
Youngmin. Ia tidak sadar bahwa ia melamun sejak tadi dan Kim sudah tidak ada di
dekatnya. ‘Sebegitu parahnyakah
kata-kataku tadi sampai ia pergi seperti ini? Maafkan aku Kim.. Kau dimana? Aku
bingung harus mencarimu kemana..’ kata Youngmin dalam hati.
Di taman yang penuh dengan bunga mekar berwarna-warni,
Kim hanya termenung sedih dan duduk di salah satu kursi taman yang tersedia. ‘Mengapa harus aku? Mengapa harus aku yang
merasakan sakitnya mencintai orang yang berbeda derajat denganku. Kenapa harus
aku? Kenapa harus aku yang mendapatkan pekerjaan itu?’ Kim yang sedang
termenung itu pun meneteskan air mata nya. Tiba-tiba hujan turun membasahi
semua orang . Kim masih menangis tersedu-sedu di saat semua orang sudah
meninggalkan taman untuk berlindung di dalam mall. Setelah beberapa waktu, hujan mereda. Kim terheran-heran mengapa
semua orang masih berlindung disaat hujan itu bahkan sudah hampir berhenti. ‘Hujan sudah berhenti, tetapi mengapa
orang-orang masih berlindung di dalam? Aku masih bisa mendengar bercikan hujan yang
sedikit deras namun mengapa hujan tidak membasahiku lagi?’ pikirnya. Kim pun segera
melihat ke langit di atasnya disaat ia melihat seseorang. “Yo.. Young.... Youngmin?”
katanya sambil gemetaran akibat kehujanan tadi.
No comments:
Post a Comment