Kimei
berdiri dari tepi jendela lalu berjalan memutari kamarnya. Entah apa yang sedang
ia pikirkan, namun ia mengambil sebuah album foto lama miliknya. Setelah
mengambil album foto itu, Kim lalu beranjak ke tempat tidur dan memulai membuka
halaman pertama dari album itu. Ia hanya bisa tertawa kecil saat melihat
dirinya yang masih baru lahir difoto pertama itu. Tetapi, senyumnya memudar
saat ia melihat sesosok wanita yang telah ia ridukan dan sangat ia cintai.
Wanita itu adalah ibu Kim. Ibu Kim meninggal saat Kim masih kecil. Kim
menggeleng-geleng seakan teringat sesuatu namun segera melupakannya. Tetapi
semuanya terlambat, Kim teringat akan tragedi yang merenggut nyawa Ibunya itu.
Tragedi yang mematikan ibunya. Kecelakaan tragis yang seharusnya tidak terjadi.
Kejadian yang tidak akan pernah Kim lupakan. Banyak sekali yang ada di pikirannya
sampai tanpai ia sadari, ia pun tertidur diatas album foto lamanya itu.
Sinar
matahari menembus jendela kamar Kimei seakan mengajaknya untuk bangun. Kimpun
bangun sambil menguap dan mengucek matanya. Iapun menyadari bahwa matantya
masih sembab akibat menangis semalaman. Kim segera menatap dirinya sendiri di
cermin. Mukanya pucat pasi dan benar dugaanya, matanya sembab dan itu sangat
jelas. ‘Bagaimana bila Youngmin dan Kwangmin melihatku dan khawatir
kepadaku?’ pikirnya dalam hati. Kim langsung berjalan ke kamar mandi dan
membasahi mukanya lalu mengucak-ngucak matanya dengan harapan mata sembabnya
tidak akan terlihat sembab lagi. Namun hal itu tidak merubah keadaan. Matanya
masih sembab!
Tiba-tiba
pintu kamar Kim berbunyi. “Kim ini aku, maafkan aku kemarin telah menyakitkan
hatimu. Aku tahu kau telah bangun. Ayo buka pintunya. Aku akan tunggu disini
sampa kau membukakakkan pintunya dan memaafkanku. Aku tunggu Kim!” kata seseorang
laki-laki yang tidak lain adalah Youngmin, pria yang ia cintai. Kim jadi
bingung, jika ia membukakakn pintunya, Youngmin akan sadar bahwa ia menangis
semalaman, tetapi disisilain, ia sangat ingin memeluk Youngmin dan berkata
bahwa ia telah memaafkannya dan telah melupakan mengenai kejadian kemarin.
No comments:
Post a Comment